
Apa itu distrofi otot?
Apa itu distrofi otot? Distrofi otot atau muscular dystrophy adalah istilah yang merujuk pada sekelompok penyakit otot. Secara perlahan, otot akan semakin melemah hingga kehilanggan kekuatan dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
Kerusakan dan kelemahan otot disebabkan oleh kurangnya protein yang disebut dengan distrofin, yaitu protein yang penting dalam fungsi otot normal. Penderita penyakit ini biasanya mengalami kesulitan dalam berjalan, duduk, menelan, serta melakukan gerakan yang membutuhkan koordinasi otot.
Distrofi otot termasuk kelainan atau cacat lahir bawaan yang umumnya bersifat turunan dan menyebabkan kerusakan pada otot seiring dengan berjalannya waktu.
Terdapat lebih dari 30 jenis penyakit otot yang termasuk dalam distrofi. Berikut adalah jenis-jenis yang paling sering dijumpai:
- Duchenne muscular dystrophy (DMD).
- Landouzy-dejerine muscular dystrophy.
- Myotonic muscular dystrophy (MMD).

Seberapa umumkah kondisi ini?
Distrofi otot adalah kondisi yang cukup jarang terjadi. Diperkirakan terdapat 1 dari 3.500 bayi baru lahir dan anak-anak yang mengalami distrofi otot.
Kasus kejadiannya paling banyak ditemukan di usia-kanak-kanak, terutama pada anak laki-laki. Gejala beberapa jenis distrofi otot tidak muncul hingga anak memasuki usia dewasa.
Penyakit ini dapat diatasi dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko yang ada. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai kondisi anak dengan kondisi ini, silakan konsultasi lebih lanjut dengan dokter.
Tanda-tanda & gejala
Apa sajakah tanda-tanda dan gejala-gejala dari distrofi otot?
Tanda-tanda dan gejala distrofi otot tergantung pada apa jenis penyakit otot yang diderita oleh anak. Umumnya, semua bagian otot dapat terkena dampak atau hanya bagian otot tertentu yang terkena dampaknya, seperti pada bagian sekitar pinggul, bahu, atau wajah.
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala distrofi otot atau muscular dystrophy apabila dibagi berdasarkan jenisnya:
1. Duchenne muscular dystrophy (DMD)
DMD merupakan jenis penyakit otot yang paling umum, mayoritas penderita akan kehilangan kemampuan untuk berjalan pada umur 12 tahun dan membutuhkan alat bantu pernapasan.
Tanda-tanda dan gejala dari jenis distrofi otot yang lebih sering terjadi pada anak laki-laki ini adalah:
- Kesulitan berjalan.
- Refleks tubuh berkurang.
- Kesulitan berdiri sendiri.
- Postur tubuh buruk.
- Penipisan tulang.
- Tulang belakang melengkung (skoliosis).
- Gangguan kecerdasan ringan.
- Kesulitan bernapas.
- Tidak dapat menelan dengan baik.
- Lemah jantung dan paru-paru.
2. Landouzy-Dejerine muscular dystrophy
Kondisi ini merupakan pelemahan pada otot wajah, paha, lengan, dan kaki. Jenis penyakit otot ini berlangsung secara perlahan dan dapat berkembang dari gejala ringan sampai pada gejala parah (lumpuh).
Beberapa tanda dan gejala yang umum muncul adalah:
- Kesulitan mengunyah atau menelan makanan.
- Bahu miring.
- Mulut tidak terlihat proporsional.
- Bagian mencuat di bahu, seperti sayap.
Dalam kasus yang jarang terjadi, penderita distrofi jenis Landouzy-Dejerine juga mengalami masalah pendengaran dan pernapasan.
Kondisi ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menunjukkan gejala-gejala pertama. Terkadang, penderita akan mengalami gejala di usia remaja, namun tidak jarang pula gejala baru muncul ketika penderita memasuki usia 40-an.

3. Myotonic muscular dystrophy (MMD)
MMD, atau yang disebut juga dengan penyakit Steinert atau miotonika distrofia, menyebabkan otot tidak dapat kembali rileks setelah berkontraksi (miotonia).
Beberapa bagian tubuh yang dapat dipengaruhi oleh jenis distrofi otot atau muscular dystrophy adalah sebagai berikut:
- Otot wajah.
- Sistem saraf pusat.
- Kelenjar adrenal.
- Jantung.
- Tiroid.
- Mata.
- Saluran pencernaan.
Gejala-gejala biasanya pertama kali muncul di bagian wajah dan leher Anda. Beberapa gejala distrofi otot atau muscular dystrophy ini adalah sebagai berikut:
- Otot di wajah terlihat jatuh atau mengendur.
- Kesulitan mengangkat leher karena otot leher melemah.
- Kesulitan menelan.
- Kelopak mata terlihat turun atau mengantuk (ptosis).
- Penipisan pada rambut bagian kepala depan.
- Penglihatan memburuk.
- Berat badan anak turun.
- Keringat berlebih.
Kondisi ini berisiko menyebabkan impotensi dan atrofi testis pada laki-laki. Sementara itu, penderita berjenis kelamin wanita mungkin akan mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, serta risiko ketidaksuburan.