Jenis KB untuk Ibu Menyusui yang Tepat Tanpa Bikin Gemuk

muhamad fajar

kb untuk ibu menyusui yang cocok

KB untuk Ibu menyusui. Keluarga berencana atau yang sering disebut KB (Keluarga Berencana) adalah upaya untuk mempertahankan keluarga dengan jumlah anggota yang terencana dan sesuai dengan kemampuan serta keinginan pasangan suami-istri. Program KB ini menjadi sangat penting bagi ibu menyusui karena penggunaan alat KB untuk ibu menyusui yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan ibu dan bayi.

Penggunaan KB untuk ibu menyusui memang membutuhkan perhatian khusus karena penggunaan jenis KB yang salah dapat memengaruhi kualitas ASI dan kesehatan bayi. Untuk itu, dalam artikel ini akan dibahas beberapa jenis KB yang bagus untuk ibu menyusui.

Jenis KB Umum

Saat ini terdapat dua jenis alat kontrasepsi yang tersedia, yaitu alat kontrasepsi non-hormonal dan alat kontrasepsi hormonal. Kedua jenis alat kontrasepsi tersebut dapat digunakan sebagai KB untuk ibu menyusui.

Namun, banyak ibu menyusui yang lebih memilih alat kontrasepsi non-hormonal karena tidak menyebabkan peningkatan berat badan, sedangkan alat kontrasepsi hormonal mengandung hormon buatan yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

Metode kontrasepsi hormonal, seperti pil KB dan KB suntik, sering dianggap dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada ibu menyusui.

Namun, apakah ada pilihan metode KB untuk ibu menyusui yang tidak menimbulkan kenaikan berat badan alias gemuk? Berikut adalah beberapa pilihan metode kontrasepsi yang tidak menambah berat badan, yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.

Jenis KB untuk ibu menyusui tanpa buat gemuk

IUD

IUD (Intrauterine Device) atau alat kontrasepsi dalam rahim adalah suatu alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. IUD terbuat dari bahan plastik atau logam yang lentur dan elastis, dan biasanya berbentuk T.

Cara kerja IUD adalah dengan mencegah pertemuan antara sel telur dan sperma, sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan. IUD juga dapat membuat lendir di leher rahim menjadi kental dan sulit dilalui oleh sperma.

IUD dapat digunakan untuk jangka waktu yang bervariasi, tergantung pada jenis dan mereknya. Beberapa jenis IUD dapat digunakan selama 3-5 tahun, sementara yang lain dapat digunakan hingga 10 tahun.

Baca Juga :  5 cara menjaga kesehatan saat pandemi covid 19

Keuntungan dari penggunaan IUD adalah sangat efektif dalam mencegah kehamilan, tidak mempengaruhi hormon atau keadaan kesehatan secara signifikan, dan tidak memerlukan tindakan rutin seperti penggunaan pil kontrasepsi setiap hari . IUD juga dapat digunakan sebagai salah satu jenis KB untuk ibu menyusui dan metode kontrasepsi darurat setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan.

Namun, IUD memiliki beberapa kelemahan seperti risiko terjadinya infeksi, keluarnya IUD dari rahim, dan perdarahan menstruasi yang lebih berat. Selain itu, proses pemasangan dan pengangkatan IUD harus dilakukan oleh dokter atau penyedia layanan kesehatan yang terlatih, dan biaya untuk membeli dan memasang IUD dapat menjadi mahal.

Baca Juga: 10 Faktor Kunci Pola Hidup Sehat

Kondom

Kondom adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan dan penyebaran penyakit menular seksual (PMS) saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari bahan lateks atau poliuretan yang lentur dan elastis, dengan ukuran yang bervariasi.

Cara kerja kondom adalah dengan menutupi penis sehingga sperma tidak dapat masuk ke dalam vagina saat berhubungan seksual. Selain itu, kondom juga dapat membantu melindungi dari penyebaran PMS karena mencegah kontak langsung antara alat kelamin. Kondom juga dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi darurat setelah melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan.

Keuntungan dari penggunaan kondom adalah mudah didapatkan, murah, dan efektif dalam mencegah kehamilan dan penyebaran PMS. Kondom juga dapat digunakan oleh pasangan yang memiliki alergi terhadap bahan-bahan dalam metode kontrasepsi lainnya seperti spermisida atau alat kontrasepsi dalam rahim.

Namun, kondom memiliki beberapa kelemahan seperti risiko robek atau bocor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam mencegah kehamilan atau penyebaran PMS. Selain itu, kondom hanya efektif saat digunakan dengan benar dan harus diganti setiap kali berhubungan seksual. Kondom juga dapat mengurangi sensasi seksual pada beberapa orang.

Kondom tersedia di banyak apotek dan toko-toko kesehatan serta dapat diperoleh tanpa resep dokter. Konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan untuk menentukan apakah kondom adalah metode kontrasepsi yang cocok untuk Anda.

Baca Juga :  4 manfaat cairan untuk merendam gigi palsu .

Spermisida

Spermisida adalah jenis metode kontrasepsi yang terdiri dari bahan kimia yang digunakan untuk membunuh sperma sebelum mencapai sel telur dalam rahim. Spermisida umumnya tersedia dalam bentuk gel, krim, busa, atau lilin yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual.

Spermisida juga dapat digunakan bersamaan dengan kondom atau diafragma untuk meningkatkan efektivitas kontrasepsi. Namun, meskipun spermisida merupakan jenis KB untuk ibu menyusui yang tidak bikin gemuk, biasanya tidak disarankan sebagai metode kontrasepsi utama karena memiliki tingkat kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode kontrasepsi lainnya, seperti pil KB atau spiral.

Selain itu, penggunaan jangka panjang spermisida dapat meningkatkan risiko iritasi atau infeksi pada area genital.

Cervical cap

Cervical cap adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Cervical cap memiliki bentuk seperti topi kecil yang terbuat dari bahan karet atau silikon yang ditempatkan di atas leher rahim sebelum berhubungan seksual. Cara kerja cervical cap mirip dengan diafragma, yaitu dengan menutupi leher rahim dan mencegah sperma masuk ke dalam rahim.

Keuntungan dari penggunaan cervical cap adalah efektivitasnya dalam mencegah kehamilan serta dapat digunakan berulang kali. Namun, seperti halnya dengan diafragma, cervical cap juga harus dipasang dengan benar dan digunakan bersamaan dengan spermisida untuk meningkatkan efektivitasnya.

Selain itu, penggunaan cervical cap dapat menyebabkan iritasi atau infeksi pada area genital dan tidak dianjurkan bagi wanita yang memiliki risiko tinggi terkena infeksi menular seksual atau sering mengalami infeksi saluran kemih.

Cervical cap tidak tersedia di semua negara dan harus diperoleh dengan resep dokter. Konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan untuk menentukan apakah cervical cap adalah metode kontrasepsi yang cocok untuk Anda.

Diafragma

Diafragma adalah salah satu jenis metode kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan. Diafragma adalah semacam cincin tipis yang terbuat dari karet atau silikon yang diletakkan di dalam vagina sebelum berhubungan seksual.

Baca Juga :  jenis-jenis gerakan yoga untuk menurunkan berat badan tahun 2022

Cara kerja diafragma adalah dengan menutupi leher rahim sehingga mencegah sperma untuk masuk ke dalam rahim dan membuahi sel telur. Untuk meningkatkan efektivitasnya, diafragma biasanya digunakan bersamaan dengan spermisida, yaitu bahan kimia yang membunuh sperma.

Diafragma memiliki keuntungan karena dapat digunakan secara berulang-ulang dan tidak memengaruhi kadar hormon dalam tubuh seperti metode kontrasepsi hormonal seperti pil KB. Namun, diafragma harus dipasang dengan benar setiap kali digunakan dan harus diganti setiap beberapa tahun karena dapat aus atau melar.

Selain itu, diafragma dapat menyebabkan iritasi atau infeksi pada area genital jika tidak dibersihkan dengan benar setelah digunakan. Konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan untuk menentukan apakah diafragma adalah metode kontrasepsi yang cocok untuk Anda.

Baca Juga: Apa Itu Insomnia Pada PMS

Mengapa KB dapat Membuat Gemuk?

Tidak semua jenis KB untuk ibu menyusui menyebabkan kenaikan berat badan. Namun, beberapa jenis kontrasepsi hormonal seperti pil kontrasepsi atau suntikan hormon dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa orang.

Hal ini terjadi karena hormon yang terkandung dalam pil kontrasepsi atau suntikan hormon dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan, penumpukan lemak, dan retensi cairan. Selain itu, penggunaan kontrasepsi hormonal juga dapat mempengaruhi kadar glukosa darah dan resistensi insulin pada beberapa orang, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan.

Namun, tidak semua orang akan mengalami kenaikan berat badan ketika menggunakan kontrasepsi hormonal. Ada banyak faktor yang mempengaruhi apakah seseorang akan mengalami kenaikan berat badan atau tidak ketika menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti usia, genetika, gaya hidup, dan pola makan.

kesimpulan

Pemilihan jenis KB untuk ibu menyusui yang tepat sangatlah penting. Konsultasikanlah dengan dokter atau bidan untuk memilih jenis KB yang paling cocok untuk Anda dan bayi Anda.

Selain itu, perlu diingat bahwa penggunaan KB tidak akan mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual (PMS), oleh karena itu tetaplah menggunakan kondom sebagai pelindung saat berhubungan seksual dengan pasangan yang belum pernah dites PMS-nya.

Terakhir, tetaplah menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga secara teratur. Jangan lupa untuk selalu memantau kesehatan bayi dan konsultasikan dengan dokter jika terdapat masalah atau pertanyaan seputar KB untuk ibu menyusui.

 

Artikel Terkait

Bagikan:

Tags